Kamis, 15 Maret 2012

Setting Router



 Tugas Praktikum Keamanan Jarinagn Komputer
Tugas ke-1

Dosen Pengampu : Arief Arfriandi  

Mata kuliah : Praktek Keamanan Jaringan Komputer


===============================================================


Praktek Keamanan Jaringan Komputer
“SETTING ROUTER”







I.         BIODATA
1.1     Nama Mahasiswa      :   Nurlaeli
1.2     NIM                          :   5302410018
1.3     Hari/Tanggal             :   Jumat, 9 Maret 2012

II.      JENIS KEGIATAN
Melakukan setting pada router dengan CISCO

III.   PENGERTIAN DAN TUJUAN KEGIATAN
Router adalah hardware yang berguna untuk menghubungkan dan merutekan paket data dari sebuah jaringan network ke network yang lain.  Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan. Ada dua jenis router berdasarkan cara ruting-nya, yaitu Router Statis dan Router Dinamis.
 1. Router Statis
Router Statis adalah Router yang me-rutekan jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".
Rute Statis - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update" rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Mengkonfigurasi router statis adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.
2. Router Dinamis
Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.
Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan dalam file konfigurasi.
Terdapat 3 hal yang harus dilakukan pada saat menyetting router dengan menggunakan CISCO, yaitu : Setting interface atas, setting interface bawah, dan setting router.
Tabel Routing 
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus dikirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya. 
 Gambar 1. Contoh desain jaringan dengan dua subnet
Mengkonfigurasi static routing
Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang akan dikonfigurasikan :
Ip route <destination><mask><next_hop_address>
Berikut ini adalah detail untuk masing-masing opsi :
Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri
Destination : network tujuan yang hendak ditambahkan ke routing table
Mask : subnet mask yang digunakan dalam network
Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan menerima paket dan mem-forward-nya lagi ke network remote. Tidak lain berupa interface router dari router dari network yang terkoneksi secara langsung.
IV.   PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Membuat router dengan menggunakan Cisco
Untuk membuat settingan routter dengan CISCO hal yang pertama yang harus dilakukan adalah menginstal software PacketTracer532_setup_no_tutorials terlebih dahulu.  Setelah menginstall, lalu buka programnya.
Buat halaman kerja baru dengan mengklik new/ sudah otomatis ketika pertama membuka program cisconya. Setelah itu misalnya kita akan membuat 2 buah router fakultas teknik dan olah raga yang saling berhubungan.
Dan setiap routernya akan dihubungkan 4 buah PC maka yang pertama adalah kita pilih switchnya terlebih dahulu.  Pilih/ klik Switches yang berada pada pojok kiri bawah jendela program setelah itu klik dan drag switch 2950-24 dan drag ke dalam lembar kerja.




Setelah itu maka beri 4 buah pada masing-masing switch dengan cara mengklik End Devices yang terletak pada pojok kiri bawah. Lalu pilih generic dan klik pada lembar kerja cisconya.






Setelah Switch dan PC maka langkah selanjunya yaitu menambahkan 2 buah router untuk kedua Switch tadi. Pilih router dan kemudian klik 2620XM dan klik ke dalam lembar kerja.
Setelah semua tergambar dengan baik maka pada lembar kerja akan tergambar seperti berikut:




Untuk lebih memudahkan dalam menghubung-hubungkan PC ke switch dan ke Router serta dalam pengisian IP, maka ditambahkan keterangan IP pada masing-masing PC, Switch dan routernya dengan menggunakan Place Note(N) yang terletak pada sisi sebelah kanan. Lalu klik di sebelah gambar yang akan diberi keterangan. 

 
Langkah selanjutnya yaitu menghubungkan seluruh PC dengan switch dan kedua switch dihubungkan pada masing-masing router. Dan cara menghubungkannya yaitu pilih connections dan pilih copper Straight-Through.
Untuk yang pertama dihubungkan yaitu PC dengan IP 10.10.10.2 dari router  FT ke Switch0. Dengan copper Straight-Through yang di klik gambar PC-nya lalu pilih FastEthernet setelah itu seret kearah switch dan pilih FastEthernet0/2.
Untuk PC yang kedua cara menghubungkannya tetap sama seperti langkah-langkah di atas,namun yang berbeda hanya ketika menyeret ke arah switch maka pilih FastEthernet0/3. Begitupun  pada PC selanjutnya dengan FastEthernet berurutan. 







Dan PC yang akan berhubungan dengan switch pada router FIK langkah-langkahnya sama seperti pada PC di router FT.
Setelah seluruh PC dihubungkan pada switch yang ada maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan masing-masing switch pada masing-masing router.
Masih dengan menggunakan penghubung Copper Straight-Through klik pada switch dibawah router FT dan klik FastEthernet0/1. Setelah itu seret menuju ke arah router FT dan pilih FastEthernet0/0.
Dan pada switch di router FIK lakukan hal yang sama seperti tadi.
Setelah kedua switch terhubung pada masing-masing router maka kedua router dihubungkan dengan  menggunakan copper straight-through dan pilih FastEthernet0/0.

Setelah semua langkah berhasil maka akan tergambar rangkaiannya seperti berikut:






Setelah itu isiskan IP address, subnet mask, default gateway pada masing-masing PC. Namun perlu diingat, dalam pengisian default gateway isinya harus berlawanan. Jika kita mau mengisi default gateway pada PC di router FT maka isikan default gateway milik FIK. Dan begitupun sebaliknya. Untuk memasukkan IP address maka klik 2x pada gambar PC. Dan kemudian pilih desktop lalu IP Configuration. Dan mulai masukkan datanya.

Semua tak hanya berhenti sampai disitu saja langkah selanjutnya adalah mensetting router, yaitu:
  1. Setting interface atas
  2. Setting interface bawah
  3. Setting router
Untuk mulai setting Router yang pertama dilakukan adalah:
·         klik gambar Router
·         lalu pilih CLI setelah itu maka ketikan no, kemudian enter.
·         Ketik enable dan kemudian enter.
·         Kemudian ketik conf t, lalu enter.
·         Selanjutnya ketik interface FastEthernet1/1, lalu enter.
·         Ketikkan ip address 10.10.10.1(spasi)255.255.255.248 lalu enter.
·         Dan ketikkan exit lalu enter.
·         Lanjut inter….0/0
·         …. 10.10.1.1(spasi)255.255.255.252
·         Ketik exit.
·         Lanjut #ip route 0.0.0.0(spasi)0.0.0.0(spasi)10.10.1.2
·         Kemudian ketik end dan tekan enter.
·         Cara menyimpannya:
·         #copy run(tab)
·         #copy running-config star(tab)
·         #copy running-config startup-config center.








Hiarki Topologi



Tugas ke -2
“Hirarki Topologi”

Dosen pengampu                   : Arief Arfriandi
Mata Kuliah                               : Keamanan Jaringan Komputer

Disusun oleh

Nama                                           : Nurlaeli
Nim                                               : 5302410018
Prodi                                             : Pend.TIK

HIRARKI TOPOLOGI

Desain jaringan yang baik harus bisa mengkombinasikan kelebihan Router dan switch pada setiap bagian dalam jaringan sefleksibel mungkin.
Prinsip umum desain jaringan:
·         Uji titik-titik tunggal yang rentan dengan cermat.
·         Memperhatikan karakteristik aplikasi dan traffic protocol yang digunakan.
·         Melakukan analisis ketersediaan bandwidth.
·         Membangun jaringan dengan menggunakan model hirarki atau modular.
·         Memperhatikan Network Diameter, yaitu banyaknya piranti yang harus dilewati sebuah packet sebelu mencapai tujuan. Network diameter harus didesain sekecil mungkin.
Desain jaringan hirarki terdapat 3 layer yang bentuknya menyerupai sebuah pohon. Setiap layer desain jaringan memiliki fungsi masing-masing. Karena setiap layer memerankan fungsinya masing-masing maka jaringan tersubut menjadi desain jaringan modular yang memfasilitasi skalabilitas dan performa.

1.       Layer Core (backbone)
·         High-speed switching backbone
·         Didesain untuk memproses packet secepat mugnkin
·         Dalam layer ini tidak dilakukan manipulasi packet, seperti misalnya access list dan pemfilteran yang akan menunda peniriman packet.
·         Titik kritis untuk menghubungkan piranti-piranti layer distribusi, sehingga penting untuk menjamin stabilitas koneksi dan pembuatan jalur cadangan.
·         Mengumpulkan traffic dari semua piranti layer distribusi, sehingga harus memiliki daya tamping dan daya kirim yang besar dan cepat.
Kegagalan pada core layer dan desain fault tolerance untuk level ini dapat dibuat sbb :
Yang tidak boleh dilakukan :
·         tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
·         tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
·         tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.
Yang boleh dilakukan :
·         melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
·         melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
·         menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.
2.       Layer Distribution
·         Titik demarkasi antara layer Core dan Layer Access
·         Tempat melakukan menipulasi packet dan pemfilteran
·         Dalam jaringan Campus, Layer Distribusi bisa berfungsi untuk:
+  Pengamatan dan daerah pengumpulan
+  Departemen/Fakultas atau Workgroup access
+  Pendefinisian alamat Domain broadcast/multicast
+  Routing untuk antar Virtual LAN(VLAN)
+  Transisi jenis media jika diperlukan
+  Keamanan data dan jaringan (security)
*catatan:
Dalam ruang lingkup kecil, layer distribusi biasanya digabung jadi satu dengan layer core.

3.       Layer Access (local)
·         Titik bagi pengguna dihubungkan ke jaringan
·         Bisa juga melakukan penyaringan untuk optialisasi kebutuhan pengguna secara khusus
·         Dalam jaringan kampus, layer access bisa berfungsi untuk:
v  Pembagian bandwidth
v  Pemfilteran layer data link (MAC Address)
v  Microsegmentasi
·         Dalam jaringan non kampus, layer access bisa menyediakan juga pengaksesan secara remote dengan menggunakan Frame Relay, ISDN, VPN, atau Leased lines.

Keuntungan desain secara hierarki
Ø  Scalability
Jaringan dapat dikembangkan/diperluas dengan mudah.
Ø  Redundancy
Memastikan ketersediaan jalur pada level Core dan Distribusi.
Ø  Performance
Meningkatkan kinerja jaringan karena ada pengumpulan jalur (link aggregation) antar level dan desain Core dengan kinerja yang tinggi.
Ø  Security
Pengamanan Port pada level access dan kebijakan pada level distribusi membuat jaringan lebih aman.
Ø  Manageability
Konsistensi antar switch pada setiap level menyederhanakan manajemen.
Ø  Maintability
Desain secara hierarki atau modular dalam memperbaiki jaringan secara skalatis tanpa mempengaruhi jaringa secara keseluruhan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan
·         Converege Network
Ø  Mengakomodasi kebutuhan untuk voice, video, dan komunikasi data pada waktu yang bersamaan ke dalam sebuah jaringan hierarki.
·         Analisis komunitas pengguna
Ø  Untuk mengidentifikasi varian kelompok pengguna dan pengaruhnya pada kinerja jaringan.
v  Jumlah pengguna, kemungkinan penambahan pengguna, aplikasi yang dibutuhkan, dsb.
·         Analisis Data Server dan Data Store
Ø  Komunikasi Server-Server dan Client-Server
·         Diagram topologi
Ø  Untuk menyajikan infrastruktur jaringan secara rinci dalam gambar yang menunjukkan bagaimana semua switch saling berhubungan, termasuk penandan port-portnya.

Rabu, 07 Maret 2012

CIDR dan VLSM


Apa sih CIDR dan VLSM?
Nah sebalum kita membahas sedikit tentang CIDR dan VLSM kita harus mengetahui terlebih dahulu IP. Karena CIDR dan VLSM ini berkaitan dengan yang namanya IP.
Dan IP sendiri itu apa sih?
Oke, langsung saja tanpa basa-basi ya..
IP address ( Internet Protocol ) adalah alamat logika yang diberika kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocolTCP / IP dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN, WAN, dan internet. IP address dibuat untuk mempermudah dalam pengaturan atau pemberian alamat pada perangkat jaringan agar perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi.
IP address terdiri dari dua versi yaitu :
IP v4 yang terdiri dari 32 bit bilangan binary yang ditulis dalam 4 kelompok oktat dipisahkan dengan tanda titik dan setiap kelompok terdiri dari 8 bit. IP v6 yang terdiri dari 128 bit bilangan binary.
IP terdiri dari dua kelompok bit pada addressnya yaitu network address yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian yang paling signifikan adalah host identifier yang menyatakan sebuah interface host tertentu pada jaringan.
Untuk membedakan kelas IP address maka dibuat beberapa ketentuan sebagai berikut :
    
- Oktat pertama pada kelas A dimulai dengan angka binary 0
- Oktat pertama pada kelas B dimulai dengan angka binary 10
- Oktat pertama pada kelas C dimulai dengan angka binary 110
- Oktat pertama pada kelas D dimulai dengan angka binary 1110  
- Oktat pertama pada kelas E dimulai dengan angka binary 1111
Atau:
Kelas
Oktat decimal
Oktat Binari
A
1-126
00000001-01111110
B
128-191
10000000-10111111
C
192-223
11000000-11011111
D
224-239
11100000-11101111
E
240-247
11110000-11110111

Akan tetapi, dari kelima kelas IP di atas, kelas IP yang sering dipakai adalah kelas A, B, dan C.
CIDR
Telah terdengar oleh kita bahwa IP address di dunia ini hampir habis, maka dari itu muncullah metode CIDR dan VLSM untuk mengatasi hal ini.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Contoh : 192.168.10.0 / 26
Dan angka 26 yang terletak di belakang IP address inilah yang disebut dengan network prefix
Variable Length Subnet Mask (VLSM)
 Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.  Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA (yang enyediakan IP Address di seluruh dunia) jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public). 
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh penerapan VLSM:
130.20.0.0/20 Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka
didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampaidengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 darihasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian:
Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil darihasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet diubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16
blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR hanya blok subnet hasil daro CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan blok IP address yang lebih banyak dan lebih kecil lagi.
Sekian penjelasan singkat tentang CIDR dan VLSM, semoga bermanfaat.